Senin, 04 September 2017

Laporan Kunjungan Industri Perkebunan Teh Tambi Wonosobo



LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM PERTANIAN INDUSTRI
 KUNJUNGAN INDUSTRI DI PERKEBUNAN TEH TAMBI WONOSOBO
DISUSUN OLEH :
                NAMA            : INTAN LAKSITADEWI
          NIM                : 15/385453/TP/11322
                     GOL                : 1
 CO ASS         :  RAHMAWATI
                                           BA’IDATUN NIHAYAH
          AZKA SINATRYA
  HARYO PRASTONO
LABORATORIUM FISIKA HAYATI
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Tanaman teh merupakan tanaman yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tubuh saat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman teh. Teh merupakan komoditi yang tidak pernah mati karena selalu menjadi primadona di pasar dunia. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat 40 dunia dalam konsumsi teh dengan kisaran konsumsi sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun. Meskipun dalam segi konsumsi teh Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri perkebunan the karena merupakan penghasil teh ke-5 terbesar di dunia.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, kegiatan berupa input, proses, dan output harus bersatu dalam suatu sistem industri supaya bahan baku maupun hasil yang diperoleh dapat tersedia secara berkesinambungan. Dari zaman nenek moyang, pembuatan teh sudah dikenal meskipun masih dengan cara tradisional. Dengan perkembangan teknologi saat ini, kegiatan di industri perkebunan teh mulai dari penanaman teh, pemetikan, proses pembuatan teh, hingga pengemasan teh dapat dilakukan secara mekanik. Bahkan dalam promosi dan pemasaran produk dilakukan melalui media elektronik yakni televisi dan juga media sosial atau berbasis komputer.
Sebagai mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem yang di dalamnya terdapat mata kuliah Sistem Pertanian Industri, tentu diperlukan studi lapangan untuk mengetahui jalannya industri pertanian secara nyata. Sehingga dengan pengetahuan ini, diharapkan mahasiswa mampu mengenali cara memanajemen kegiatan pertanian sekaligus meningkatkan kualitas produk, kontrol mutu, dan manajemen pemasaran. Selain itu, juga perlu untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan metode proses pembuatan teh itu sendiri dilihat dari rekayasa genetik dan persilangan bibit, perawatan fisik dari hama dan penyakit, penggunaan mesin-mesin pertanian, dan perlakuan biokimia, serta penjagaan mutu produk minuman teh berdasarkan teori yang telah diterapkan oleh industri perkebunan teh. Setelah mengenali berbagai kegiatan industri teh diharapkan mahasiswa dapat merekayasa baik proses maupun peralatan dan mesin pertanian sehingga menghasilkan proses yang lebih efisien, dan ramah lingkungan, serta lebih produktif dalam menghasilkan teh yang berkualitas.
Dengan latar belakang di atas, maka diadakan sebuah kunjungan industri di pabrik teh PT. Perkebunan Tambi Wonosobo. PT. Perkebunan Tambi dipilih karena merupakan pabrik yang bergerak di bidang agroindustri dan sudah berpengalaman sehingga mahasiswa dapat menggali banyak ilmu.

B.     Tujuan
Kunjungan Industri di PT. Perkebunan Tambi Wonosobo bertujuan untuk :
1.      Mempelajari cara budidaya tanaman teh.
2.      Mempelajari proses pembuatan teh dari penyiapan bahan baku hingga menjadi produk teh kemasan yang siap konsumsi.
3.      Mempelajari tentang pemasaran produk.
4.      Mempelajari mengenai manajemen perusahaan tentang ketenagakerjaan, dan CSR.

C.     Manfaat
Kunjungan Industri di PT. Perkebunan Tambi Wonosobo bermanfaat untuk :
1.      Mengetahui cara budidaya tanaman teh.
2.      Mengetahui proses pembuatan teh dari penyiapan bahan baku hingga menjadi produk teh kemasan yang siap konsumsi.
3.      Mengetahui tentang pemasaran produk.
4.      Mengetahui mengenai manajemen perusahaan tentang ketenagakerjaan, dan CSR.

BAB 2
PEMBAHASAN
1.      Sejarah PT. Perkebunan Tambi
              Sejarah perkebunan teh Tambi berawal pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865, perkebunan disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta Belanda yaitu antara lain D.Vander Ship ( UP.Tanjungsari ) dan W.D Jong ( UP.Tambi dan Bedakah). Pada tahun 1880, perkebunan tersebut dibeli oleh Mr. M.T.Van Denberg, A.W.Hole dan ED.Jacobson, yang kemudian secara bersama mendirikan Bagelan Thee en Kina Maatschappij di Wonosobo yang dalam pengurusan perkebunan dan pengolahan perkebunan teh tersebut diserahkan kepada Firma John Peet dan CO yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 1942, kebun Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari dikuasai oleh Jepang. Pada umumnya, tanaman teh tidak dirawat dan sebagian dibongkar dan diganti dengan tanaman lain seperti palawija, ubi-ubian, pyrethrum, dan tanaman jarak.

                  Gambar 1.1 Halaman depan PT Perkebunan Tambi

              Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, kebun Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari secara otomatis diambil alih oleh Negara Republik Indonesia dan berada di bawah naungan Pusat Perkebunan Negara yang berpusat di Surakarta. Kantor perkebunan berada di Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari yang dipusatkan di Magelang Jawa Tengah. Selanjutnya, berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar di Belanda pada bulan November 1949, perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang sebelumnya sudah diakui milik negara harus diserahkan kembali kepada pemilik semula. Oleh karena itu, perkebunan Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari harus diserahkan kembali oleh pemerintah Indonesia kepada pemilik semula yaitu Bagelan Thee en Kina Maatschappij. Pada tanggal 21 Mei 1951, setelah diadakan koordinasi antara ketiga pengelola kebun tersebut, para eks pegawai Pusat Perkebunan Negara membentuk kantor bersama yang dinamakan perkebunan gunung. Beberapa tahun setelah perkebunan gunung mengelola ketiga kebun tersebut Bagelan Thee en Kina Maatschappij menyatakan tidak mempunyai niat lagi untuk melanjutkan usahanya dan merasa terlalu kesulitan dalam mengurus perkebunan tersebut yang kondisinya semakin memburuk akibat revolusi fisik antara Indonesia dengan Belanda. Selaku Kepala Jawatan Perkebunan Profinsi Jawa Tengah, Imam Soepono mengusahakan agar pihak Bagelen Thee en Kina Maatschappij menyerahkan perkebunan tersebut ke Indonesia. Hal tersebut diterima dengan baik oleh Bagelen Thee en Kina Maatschappij, sehingga pada tanggal 26 November 1954 didirikan PT PPN yang diberi nama PT NV ex PPN Sindoro Sumbing.
              Pada tahun 1957 tercapai kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah Wonosobo dengan PT NV e PPN Sindoro Sumbing untuk bersama-sama mengelola perkebunan tersebut dengan membentuk perusahaan baru yang modalnya 50% dari Pemerintah Daerah dan 50% dari PT NV ex PPN Sindoro Sumbing. Dalam rangka merealisasi kesepakatan bersama tersebut, maka dibentuk suatu perusahaan baru dengan nama PT NV Perusahaan Perkebunan Tambi ( saat ini PT PerkebunanTambi).
Pada perkembangannya, pada bulan Mei 2010 terjadi kesepakatan bahwa PT NV eks PPN Sindoro Sumbing tidak lagi melanjutkan usaha persama PEMDA untuk pengelolaan PT Perkebunan Tambi. Pengelolaan PT Perkebunan Tambi sejak saat itu sampai sekarang 50%  modalnya berasal dari PEMDA dan 50% dari PT IGP.

2.      Budidaya Tanaman Teh
              Budidaya tanaman teh diawali dengan pembibitan. Pembibitan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan biji dan menggunakan metode stek daun. Metode stek daun lebih disarankan karena lebih cepat dan produktif. Di PT Perkebunan Tambi pembibitan dilakukan dengan stek.
Cara :
1.      Stek diambil dari pohon teh dewasa yang ditanam di kebun. Diambil bagian atas meliputi pucuk daun, dan beberapa helai daun di bawahnya.
2.      Tangkai atas dipotong dengan sudut 45o tujuannya supaya air yang jatuh di atas tangkai bisa langsung mengalir sehingga tangkai tidak busuk. Selain itu, bertujuan untuk memperluas daerah tumbuh daun sehingga daun baru banyak tumbuh.
3.      Tangkai bawah juga dipotong miring 45o tujuannya untuk memperluas daerah pertumbuhan akar sehingga akar yang baru bisa tumbuh banyak.
4.      Daun dipotong 50% dari ukuran semula, tujuannya yaitu untuk mengurangi penguapan pada bibit stek.
5.      Bibit stek ditanam di media tumbuh. Setelah beberapa bulan, mulai tumbuh daun baru. Hasil stek yang layak untuk ditanam di lapangan adalah yang memiliki banyak akar dan lembaran daun baru sekitar 8 helai.

Gambar 2.1 Pemandu (Bp.Puji) sedang menjelaskan tentang budidaya tanaman teh.

              Berdasarkan teori teknik budidaya teh, cara pembibitan dengan stek daun adalah sebagai berikut:
1.      Ranting stek diambil: berumur 4-5 bulan setelah pangkas, mulai berkayu dan berwarna coklat. Posisi ranting stek (stekres) tegak lurus (vertikal).
  1. Stekres berasal dari induk yang ditanam di kebun induk (Multiplication plant, MP).
  2. Panjang tangkai stek 3-4 cm dipotong miring 45o ke arah luar dan memiliki 1 helai daun.
  3. Jumlah stek dari stekres antara 2-5 stek/stekres diambil dari batas pangkal ranting yang berwarna coklat sampai daun ke tiga dari peko (pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif).
  4. Stek direndam di dalam larutan Dithane M-45 15-25 gram/liter selama 1-2 menit.
Karakteristik media tanam stek dan perlakuan yang harus diberikan sebelum ditata di dalam polibag, sebagai berikut:
  1. Struktur tanah gembur, sedikit berliat, pH 4,5-5,5, bebas nematoda dan sisa akar/tanaman.
  2. Diperlukan dua macam tanah: 2/3-3/4 bagian lapisan tanah atas (top soil) untuk mengisi bagian bawah polibag ukuran 12×25 cm; 1/4-1/3 bagian lapisan tanah bawah (sub soil) untuk mengisi bagian atas polibag. Sebelumnya tanah disaring dengan saringan 1-2 cm.
  3. Tanah difumigasi Dithane M-45 dengan dosis 300-400 gram/m3 tanah. Dithane dicampur merata pada tanah saat dimasukkan ke polibag.
  4. Jika pH tanah terlalu tinggi, keasaman ditingkatkan dengan tawas sebanyak 0,5-1 kg/m3 tanah bersama dengan pemberian Dithane M-45.
  5. Pemupukan dasar: hanya diberikan pada tanah lapisan atas: SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 500 gram/m3 tanah.
Setelah penyiapan bibit stek, selanjutnya adalah penyiapan media tanam dengan cara:
1.      Setengah bagian bawah polibag 12 x 25 cm diberi 5-6 lubang dengan diameter 0,5-1 cm.
2.      2/3-3/4 bagian lapisan tanah atas (top soil) mengisi bagian bawah polibag, 1/2-1/3 bagian lapisan tanah bawah (sub soil) mengisi bagian atas. Tanah dalam kondisi kering angin.
3.      Polibag disusun di dalam bedengan (1 m bedengan untuk 156-168 polibag).
    1. Satu hari sebelum tanam, bedengan disiram air.
    2. Buat lubang tanah 2-3 cm.
    3. Tanamkan stek di lubang tanam dengan posisi daun tegak, searah dan tidak saling tindih. Padatkan tanah di sekitar stek.
    4. Siram bedengan dan tutupi dengan selimut plastik, ujungnya ditimbun tanah sehingga membentuk parit.
    5. Pelihara 3 bulan dalam kelembaban 90%.
 Setelah pembibitan di dalam polibag siap, diperlukan naungan pembibitan dengan spesifikasi sebagai berikut: Ukuran naungan pembibitan adalah 3 x 2,5 m atau 4,5-2,5 m dengan tinggi 2 m. Setengah bedengan terbuat dari bilik dan bagian atasnya ditutup jarang dengan wide. Pasang reng bambu dibagian atas bangunan ini dan tutup dengan rerumputan sehingga cahaya matahari yang masuk sekitar 25% pada 3-4 bulan pertama. Lebar bedengan 90-100 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan. Rangka sungkup terbuat plastik dengan tinggi lengkungan 60-70 cm.
Setelah pembibitan selesai, dilakukan perawatan pembibitan sebagai berikut:
1.      Pengaturan intensitas matahari
  1. 0-3 bulan: 25-30%, naungan tertutup seluruhnya.
  2. 4-5 bulan: 30-40%, atap diperjarang.
  3. 6-7 bulan: 50-75%, atap lebih diper jarang lagi.
  4. 7-12 bulan: 90-100%, atap diperjarang.
  5. > 1 tahun: 90-100%, atap terbuka sampai dibuka.
  6. Penyiraman dilakukan bila perlu.
  1. Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan dengan pupuk daun Bayfolan 15 cc/15 liter air atau larutan urea 10-20 gram/liter, 1-2 minggu sekali.
  2. Pengendalian hama penyakit: Menutup sungkup segera bila ada serangan, menyemprot Dihane M-45 atau Cobox pada dosis 0,1-0,2%.
  3. Seleksi bibit dilakukan pada umur 6 bulan.
Selanjutnya, hasil stek yang sudah tumbuh ditanam di lapangan dengan langkah sebagai berikut: Sobek polibag bagian bawah dan bagian sisi; Tarik ujung polibag bawah ke bagian atas sehingga tanaman terbuka; Masukkan ke dalam lubang tanam, timbun dan padatkan tanah di sekeliling batang; Polybag ditarik hati-hati melalui tajuk tanaman; Ratakan tanah, jangan sampai terjadi cekungan di sekitar batang.
Hal utama yang harus diperhatikan dalam cara menanam teh yang baik adalah jarak tanam antara pohon yang satu dengan pohon yang lain. Jarak tanam dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemiringan lahan serta jumlah tanaman yang terdapat dalam setiap hektar. Selain itu juga harus diberi pupuk dasar pada saat penanaman yang berupa komposisi antara Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 12,5, 5, dan 5 gram pada setiap lubangnya.
Selain cara penanaman, perlu diperhatikan perawatan tanaman untuk menghasilkan daun teh dengan kualitas yang baik. Perawatan tanaman meliputi pemangkasan, pengendalian gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemangkasan sebaiknya tidak dilakukan pada musim kemarau karena pada musim kemarau tanaman teh membutuhkan naungan yang cukup dari sinar matahari yang berlebihan. Dilakukan pula rekayasa lingkungan dengan penanaman pohon peneduh dan tanaman penyubur tanah.
 
Gambar 2.2 Pohon Peneduh di Kebun Teh Tambi
Pengendalian gulma penting dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Sementara itu, pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan obar anti hama yang dianjurkan. Tahap terakhir dari budidaya tanaman teh adalah panen atau pemetikan. Pemetikan dapat dilakukan dengan periode 6 sampai 12 bulan tergantung dari jenis tanaman teh yang anda budidayakan.
3. Proses Pembuatan Teh
            Proses pembuatan teh diawali dengan pemetikan daun teh, kemudian pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, dan penjenisan. Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang memunculkan sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya, seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai. Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu subtansi fenol (catechin dan flavanol), subtansi bukan fenol (pectin, resin. vitamin, dan mineral), subtansi aromatik dan enzim-enzim.
   Pemetikan daun teh dilakukan untuk mengambil pucuk daun teh. Selain itu, pemetikan rutin dilakukan untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan, dan terhindar dari penyakit cacar daun.  Beberapa istilah perlu diketahui baik dalam pemetikan maupun dalam menentukan rumus-rumus pemetikan. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
        1. Peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk, dalam rumus petikan tertulis dengan huruf p.
        2. Burung adalah tunas tidak aktif berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk dalam rumus petik tertulis dengan huruf b.
        3. Kepel adalah dua daun awal yang keluar dari tunas yang sebelahnya tertutup sisik. Sisik ini segera berguguran apabila daun kepel mulai tumbuh. Mula-mula tumbuh daun kecil berbentuk lonjong, licin, tidak bergerigi, biasa disebut kepel ceuli. Selanjutnya kepel ceuli diikuti oleh pertumbuhan sehelai daun kepel yang lebih besar yang disebut kepel licin. Setelah daun-daun ini terbentuk, baru diikuti oleh pertumbuhan daun yang bergerigi atau normal. Daun kepel ini dalam rumus petikan ditulis dengan huruf k.
        4. Daun biasa/normal adalah daun yang tumbuh setelah terbentuk daun-daun kepel, berbentuk dan berukuran normal serta sisinya bergerigi. Dalam rumus petik ditulis dengan angka 1,2,3,4 dan seterusnya tergantung beberapa helai daun yang terdapat pada pucuk tersebut.
        5. Daun muda adalah daun yang baru terbentuk tetapi belum terbuka seluruhnya, dan dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf m mengikuti angka (1m, 2m, 3m).
        6. Daun tua adalah daun yang berwarna hijau gelap, terasa keras, dan bila dipatahkan berserat. Dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf t mengikuti angka (1t, 2t, 3t).
        7. Manjing adalah pucuk yang telah memenuhi syarat sesuai dengan sistem pemetikan yang telah ditentukan.
            Macam dan rumus petikan adalah sebagai berikut:
        1. Petikan imperial: bila yang dipetik hanya kuncup peko (p + 0).
      2. Petikan pucuk pentil: bila yang dipetik peko dan satu lembar daun dibawahnya(p+1m).
      3. Petikan halus: bila yang dipetik peko dengan satu lembar atau dua lembar daun burung dengan satu lembar daun muda (p + 1m, b + 1m).
      4. Petikan medium: bila yang dipetik peko dengan dua lembar atau tiga lembar daun muda dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga lembar daun muda ( p + 2m, p + 3m, b + 1m, b + 2m, b + 3m).
5. Petikan kasar: bila yang dipetik dengan tiga lembar daun tua atau lebih daun burung dengan satu, dua, tiga lembar daun tua (p + 3, p + 4, b + 1t, b + 2t, b + 3t).
6. Petikan kepel: bila daun yang ditinggalkan pada perdu hanya kepel (p + n/k, b +  n/k).
            Daun teh yang dipetik harus segera masuk ke pabrik supaya tidak mengalami fermentasi selama perjalanan. Jangka waktu dari pemetikan hingga masuk pabrik maksimal 5 jam. Berikut ini adalah proses pembuatan teh setelah pemetikan.
·        Proses pelayuan => Daun teh diratakan di kotak pelayuan (withered trough), dialiri udara segar dari bawah dengan suhu udara segar 26oC. Daun teh dibalik 6 jam sekali. Proses ini memakan waktu 16-18 jam. Masing-masing withered trough memuat 1,5 ton daun teh. Fungsi dari proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48-50%.

Gambar 3.1 Ruang Pelayuan

·        Proses penggilingan => Sebuah mesin penggiling memuat 350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 45 menit. Tujuan penggilingan yaitu untuk membentuk partikel teh. Setelah digiling, daun teh diayak. Proses mengayak ini terjadi beberapa kali dengan hasil berupa bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3.

Gambar 3.2 Ruang Penggilingan

·        Fermentasi => Tujuannya untuk mengoptimalkan enzim polivenol. Fermentasi dilakukan selama 90-130 menit. Hitungan proses fermentasi dimulai saat daun teh masuk ke ruang penggilingan. Suhu dikontrol supaya stabil 21-22oC, dan kelembaban harus >90% supaya kerja enzim polivenol maksimal. Selama fermentasi, terjadi perubahan warna menjadi hitam atau merah tembaga, perbuahan aroma, dan perubahan rasa.
·        Proses pengeringan => Berlangsung selama ± 25 menit, dengan suhu luar 45oC sedangkan suhu dalam 90-100oC. Dari proses ini dihasilkan teh dengan kadar air maksimal 4% karena jika berlebih akan memungkinkan tumbuhnya bakteri seperti salmonela, e. colina dan sebagainya yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Cara: Mengalirkan udara panas dari kompor di bagian bawah ke mesin. Bahan bakar untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk rasa yang lebih enak. Pengaliran panas ini harus dikontrol supaya tidak ada asap yang masuk ke mesin karena akan merusak teh yaitu menghasilkan rasa teh yang smoky.

Gambar 3.3 Ruang Pengeringan

·        Penjenisan => Mengelompokkan teh berdasarkan ukuran partikel, kandungan serat, dan berat jenisnya. Dianalisis juga dari warna fisik teh yaitu lebih hitam maka kualitas teh lebih bagus. Rasa lebih sepet lebih baik. Dengan penjenisan ini didapatkan teh dengan grade 1, grade 2, dan grade 3.

Gambar 3.4 Ruang Penjenisan dan Kegiatan Penjenisan Teh
             Bahan baku untuk semua jenis teh sama saja, yang membedakan adalah prosesnya. Teh hitam dibuat dengan full fermentasi. Proses pembuatan teh hitam yaitu pelayuan (8 jam), penggilingan (45 menit), fermentasi maksimal 130 menit, pengeringan, dan penjenisan. Proses pembuatan Teh Oolong sama dengan teh hitam hanya saja proses fermentasinya hanya ½ fermentasi. Teh putih/ White Tea dibuat dari 100% pucuk daun teh dan tanpa fermentasi. Teh hijau/ Green Tea dibuat dari pucuk daun teh ditambah dengan 3 lembar daun di bawahnya, dan tanpa proses fermentasi. 
 
Gambar 3.5 Berbagai Jenis Teh di PT Perkebunan Tambi
            Setelah proses pembuatan teh selesai, maka dilakukan quality control di ruang tester. Bila teh tersebut memenuhi standar maka akan dikemas ditempat penyimpanan sementara (disimpan didalam tong plastik berukuran besar). Bila sudah siap untuk dipasarkan, contohnya di ekspor maka  daun teh yang siap dipasarkan tersebut akan dikemas kedalam papersack. 
 
Gambar 3.6 Ruang Uji Mutu Teh 
  
Gambar 3.7 Pengujian Mutu Teh
            4. Manajemen Pemasaran Produk
            Berdasarkan informasi yang didapat dari pemandu, PT Perkebunan Tambi tidak hanya mendistribusikan teh di pasar Indonesia tetapi juga diekspor. Namun, cara ekspornya secara tidak langsung atau masih menggunakan jasa perusahaan ekportir karena belum sanggup membiayai seluruh kegiatan ekspor dan juga kebijakan persyaratan ekspor yang rumit. Persentase pendistribusian yaitu 45% di dalam negeri dan 55% diekspor ke luar negeri.
            Dari sumber lain diketahui bahwa pemasaran yang dilakukan di PT Perkebunan Tambi dilakukan dengan 2 macam cara yaitu untuk tujuan ekspor melalui beberapa perusahaan dan pemasaran di pasar lokal Wonosobo.
       Pemasaran untuk ekspor melalui beberapa perusahaan sebagai berikut:
-          PT. Pagilaran Yogyakarta
-          PT. Sariwangi Bogor
-          PT. Trijaya Prima Internasional Jakarta
-          PT. Sedap Harum Bogor
-          PT. Kurnia Harum Sari Sukabumi
Sedangkan untuk pemasaran lokal dilakukan melalui unit penjualan yang ada di PT Perkebunan Tambi. Unit penjualan ini melayani pembelian langsung pada pembeli maupun pada agen-agen yang telah terdaftar. Agen yang ikut memasarkan produk teh Tambi antara lain:
-          Kopersi Prasojo, di kantor Direksi
-          Koperasi Gotong-royong, di UP Bedakah
-          Koperasi Setia Kawan di UP Tambi
-          Koperasi Sederhana di UP Tanjungsari
-          PT Rita Ritelindo Wonosobo
-          Toko Teh Tambi Wonosobo
-          Toko Aneka Wonosobo
           
            5. Manajemen Perusahaan Tentang Ketenagakerjaan dan CSR
v  Ketenagakerjaan.
            Dalam pelaksanaan kerja di PT. Perusahaan Tambi dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
·        Bagian kebun, bertugas mengusahakan produksi pucuk sebagai bahan baku teh seoptimal mungkin dengan segala aspek pekerjaan pendukungnya.
·        Bagian pabrik, bertugas mengelola hasil dari bagian kebun menjadi teh siap jual sesuai dengan petunjuk dari direksi atau pemasaran.
·        Bagian kantor, bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi dan masalah perkantoran lainnya sebagai bagian dari kegiatan suatu usaha.
              Struktur organisasi di PT Perkebunan Tambi dapat dilihat pada lampiran.
 
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Tambi

              PT Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang direktur utama sedangkan UP Tambi dipimpin oleh pimpinan UP. Dalam menjalankan tugasnya pemimpin UP dibantu oleh kepala bagian kebun, bagian pabrik dan kantor. Penjabaran tugas dan wewenang dari masing-masing anggota dari struktur organisasi UP Tambi sebagai berikut:
·        Pemimpin Unit Perkebunan => merupakan Kepala Perkebunan yang bertanggung jawab secara langsung kepada direksi PT Perkebunan Tambi, serta membawahi Kepala Bagian Kebun, Pabrik dan Kantor.
·        Kepala Bagian Kebun => membawahi beberapa kepala blok dan bagian administrasi kebun.
·        Kepala Bagian Pabrik => membawahi Kepala Urusan Pengolahan, Kasi Teknik dan Administrasi Pabrik.
·        Kepala Bagian Kantor => membawahi bagian pembukuan, Kepala Keamanan, ekspedisi, bendahara dan pembantu umum.
        Pembagian jam kerja UP Tambi secara umum sebagai berikut:
Pukul 07.00 - 12.00 WIB
Pukul 12.00 - 13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.00 – 15.00 WIB
        Pembagian kerja para karyawan bagian pengolahan sebagai berikut:
Ø  Pelayuan:
Shift 1 pukul 05.00 - 13.00 WIB
Shift 2 pukul 09.00 - 17.00 WIB
Shift 3 pukul 16.00 - 22.00 WIB
Shift 4 pukul 22.00 - 05.00 WIB
Ø  Penggilingan
Pukul 05.00 - 13.00 WIB (istirahat 1 jam).
Ø  Pengeringan
Pukul 07.00 - 13.00 WIB (istirahat 1 jam).
Ø  Sortasi
Pukul 07.00 - 15.00 WIB (istirahat 1 jam).
Ø  Gudang dan Pengepakan
Pukul 07.00 - 15.00 WIB (istirahat 1 jam).
Karyawan memiliki hak untuk mendapat fasilitas. Berikut ini fasilitas yang disediakan oleh PT Perkebunan Tambi untuk karyawan.
1.      Sarana olah raga, sarana kesenian, dan tempat ibadah.
2.      P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan).
3.      Perumahan
4.      Rekreasi
5.      Tunjangan, meliputi: Tunjangan hari raya, cuti tahunan, pakaian kerja meninggal     dunia.
6.      Kesejahteraan karyawan seperti Jamsostek, koperasi karyawan, santunan, pendidikan dan purnakarya.
7.      Pelayanan kesehatan untuk karyawan, keluarga, dan purnakarya seperti pengobatan BPK, pelayanan KB, posyandu, pemeriksaan kesehatan calon karyawan, pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan pabrik dan petugas pestisida.
8.      Dana pensiun.
9.      Pemberian teh tiap bulannya.
v  Kegiatan CSR Perusahaan
a. Bidang Sosial
v  Membantu transportasi pembagian raskin.
ü  Menyediakan fasilitas air bersih.
ü  Membantu pendanaan kegiatan masyarakat seperti acara selamatan desa.
ü  Membantu kegiatan posyandu.
ü  Pembagian teh setiap bulan ke semua instansi di sekitar perkebunan teh.
               b. Bidang Kesehatan dan Kerohanian
ü  Kegiatan-kegiatan olahraga.
ü  Pembanguanan tempat ibadah.
   c. Kepedulian Pembangunan Desa Sekitar
                                    Kegiatan kepedulian pembangunan desa sekitar ini dilakukan 1 tahun sekali untuk 20 desa sekitar yang sudah ditetapkan berupa bantuan dana untuk pembangunan desa.
                                       d. Bidang Pendidikan
ü  Menerima mahasiswa magang atau PKL dari berbagai universitas/lembaga pendidikan.
ü  Menyediakan sarana TPA dan PAUD.
ü  Bantuan transportasi pendidikan.
ü  Mendukung program Kebun Bibit Sekolah dengan cara menyediakan bibit untuk sekolah-sekolah di Wonosobo.
   e. Bidang Ekonomi
ü  Menyediakan areal kios untuk jualan di tempat wisata.
ü  Menyediakan areal parkir.
ü  Menyediakan akses jalan di kebun pertanian penduduk sekitar kebun teh.
ü  Usaha koperasi di masing-masing Unit Pertanian.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
        Dari praktikum Sistem Pertanian Industri berupa Kunjungan Industri di PT Perkebunan Tambi Wonosobo yang telah dilaksanakan pada Sabtu 30 April 2016, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Cara budidaya tanaman teh diawali dengan pembibitan. Pembibitan dilakukan dengan metode stek. Stek yang telah siap, ditanam di media tanam polibag dengan pemberian naungan dan anti fungi (Dithane-45) serta dilakukan pengontrolan kelembapan. Bibit stek dirawat dengan pengaturan intensitas sinar matahari, dan penyiraman. Setelah 6 bulan, bibit stek yang layak tanam yaitu yang bebas penyakit dan sudah memiliki banyak daun baru dapat ditanam di lapangan.
2.      Proses pembuatan teh dimulai dari pemetikan untuk penyiapan bahan baku pucuk teh. Pemetikan dilakukan menggunakan rumus tertentu. Proses selanjutnya yaitu pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, dan penjenisan. Setelah menjadi teh siap konsumsi, dilakukan pengontrolan mutu teh, pengemasan untuk dipasarkan dan juga penyimpanan jika belum akan dipasarkan.
3.      Pemasaran yang dilakukan PT Perkebunan Tambi tidak hanya di pasar Indonesia tetapi sudah menjangkau pasar global. Ekspor yang dilakukan belum secara mandiri melainkan bekerjasama dengan perusahaan eksportir. Hal ini karena PT Perkebunan Tambi belum bisa membiayai seluruh kegiatan ekspor dan kebijakan persyaratan ekspor yang rumit.
4.      Ketenagakerjaan di PT Perkebunan Tambi memiliki struktur organisasi sehingga tugas dan wewenang setiap karyawan dapat terbagi dengan jelas. Perusahaan memiliki pembagian waktu kerja karyawan yang terjadwal. Untuk pemenuhan hak karyawan, perusahaan memberikan fasilitas berupa sarana prasarana kantor, tunjangan, layanan kesehatan, dan sebagainya. Kendala dalam ketenagakerjaan adalah tingginya solidaritas antarpekerja sehingga jika salah satu karyawan terkena musibah maka seluruh pekerja tidak berangkat kerja.
CSR yang dilakukan PT Perkebunan Tambi mencakup hampir semua bidang yaitu bidang sosial, bidang kesehatan dan kerohanian, bidang pendidikan, dan bidang ekonomi dengan pemberian bantuan dana, fasilitas, dsb.

B. Saran
        Supaya kegiatan di PT Perkebunan Tambi semakin baik maka dapat dilakukan:
1.      Pengontrolan peralatan dan mesin oleh ahli mesin serta perawatan mesin berkala secara rutin.
2.      Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dengan pemberian motivasi berupa penghargaan bagi karyawan yang rajin dan berprestasi.
3.      Pengembangan modal perusahaan dengan pemanfaatan keuntungan perusahaan untuk kegiatan yang dapat melipatgandakan keuntungan tersebut sehingga perusahaan bisa berkembang bahkan dapat menciptakan brand sendiri yang dapat langsung dipasarkan dan mampu membiayai kegiatan ekspor.

DAFTAR PUSTAKA

Andika, Kartono.2014.Agrowisata Kebun Teh Tambi. Diakses dari
http://klikdieng.com/agrowisata-kebun-teh-tambi/ pada 11 Mei 2016 pukul 15.00WIB

Anhar, Fahmi.2012.Budidaya Teh: Teknik Cara Bercocok Tanam Teh. Diakses dari     http://1001budidaya.com/budidaya-teh/ pada 10 Mei 2016 pukul 19.00 WIB

Anonim. 2010. Profil Perusahaan PT Perkebunan Tambi. Diakses dari

Shukendar.2011. Kabar Pertanian: Teknik Budidaya Tanaman Teh. Diakses dari      


             
       





Tidak ada komentar:

Posting Komentar